Isnin, 28 September 2009

Tazkirah untuk rumahtangga


Rasulullah saw biasanya menerima pendapat istri-istri beliau di saat bermusyawarah dengan mereka. Hal ini tentu saja bukan berarti Rasulullah tunduk pada pendapat seorang wanita. Dalam kisah perjanjian Hudaibiyah kita kenal ada dialog yang sangat penting antara Rasulullah dengan istri beliau, Ummu Salamah.

Pada saat itu Rasulullaah saw sedang gundah. Pasalnya para shahabat nabi merasa kecewa karena perjanjian Hudaibiyah dengan pihak Quraisy mereka anggap merugikan kaum muslimin. Akibat perjanjian itu Rasulullaah saw dan para sahabatnya tidak jadi berangkat haji, sementara saat musim haji telah tiba. Kekecewaan para sahabat membuat mereka agak lalai menerima perintah Rasulullaah saw untuk memotong hewan kurban. Mereka menjadi enggan melaksanakannya. Tentu saja hal ini membuat Rasulullaah saw gelisah. Maka Ummu Salamah menyampaikan pendapatnya. „Wahai Rasulullaah, mengapa baginda menjadi gundah. Lakukanlah pemotongan hewan kurban baginda sendiri. Kelak pada sahabat akan mengikuti", Kata Ummu Salamah.

Mendapat saran ini Rasulullaah saw bagaikan menemukan barang yang hilang. Beliau membenarkan pendapat Ummu Salamah dan segera melakukan penyembelihan hewan kurban seperti yang disarankan oleh istri beliau. Para sahabat pun kemusian mengikuti perbuatan Rasulullaah saw.

Rasulullaah saw sering berpuasa apabila di rumah Aisyah tidak sempat memasak apa-apa. Pernah suatu hari beliau bertanya kepada istrinya, „Wahai Khumairo (merah jambu) masak apakah Dinda hari ini ?" „Tidak ada apa pun ya Rasulullah," kata Aisyah. „Kalau begitu aku akan berpuasa," kata Rasulullah. Kisah dialog ini menjadi dasar bagi dibolehkannya berniat puasa di pagi hari sepanjang belum makan apa-apa sejak terbit fajar.

Demikianlah, hubungan Rasulullaah saw dengan istri beliau sangat harmonis. Perhatikanlah, bagaimana Rasulullaah saw memanggil istrinya dengan gelar yang mesra seperti khumairo (si merah jambu). Ini menunjukkan kemesraan Rasulullaah saw terhadap Aisyah. Bahkan sebutan Abu Bakar (yang artinya bapak Perawan) terhadap ayah Aisyah merupakan bagian kemesraan Rasulullaah saw kepada keluarga Aisyah.

Kendati ada beberapa istri Rasulullaah saw, sejarah mencatat bahwa hanya satu kali saja keluarga Rasulullaah saw bermasalah. Yaitu saat Hafsah membocorkan satu rahasia kepada istri Rasulullaah saw yang lain (Aisyah) kemudian peristiwa ini diketahui Rasulullaah saw pula, sehingga menimbulkan sedikit masalah dan turunnya ayat.

Peristiwa tersebut telah diselesaikan Allah dan diabadikan dalam Kitabullah surat At-Tahrim ayat 3 dan seterusnya. Kejadian ini tidak membawa dampak apa pun terhadap nabi maupun kaum muslimin di saat itu. Bahkan menjadi gambaran betapa Rasulullaah saw merupakan seorang nabi yang ma’shum hingga diproteksi Allah. Karena bila masalah rumah tangga saja diangkat di dalam kitab suci, bagaimana dalam masalah yang lebih berat ?

Kunci Keharmonisan

Salah satu kunci keharmonisan rumah tangga Islam adalah dialog yang intensif dan sehat antara suami dan istri. Dialog ini telah dicontohkan Rasulullaah saw pada banyak kesempatan. Hadits-hadits Rasulullaah saw yang diriwayatkan dari Aisyah dan Ummu Salamah umumnya berisi dialog tentang memahaman suatu hukum tertentu dari ajaran Islam.

Pada banyak keluarga muslim sekarang ini, suami istri sering kali kurang berdiaolog atau bermusyawarah di antara keduanya. Di antara mereka ada yang beralasan dengan kesibukan kerja, bisnis dan lain-lain. Bahkan, saking sibuknya, ada yang bertatap muka pun tidak sempat. Jika suami pergi pagi pulang malam, mereka hanya bertemu di malam hari saja. Boleh jadi kondisi suami istri telah sangat letih. Akibatnya tentu saja mereka tidak mampu berdialog satu dengan lainnya.

Dialog yang hambar biasanya mengakibatkan hubungan kemesraan menjadi berkurang. Bahkan tidak jarang kemesraan menjadi hilang, timbul ketegangan dan terjadilah perselisihan. Kalau sudah begini, kedua suami istri itu akan mengalami penderitaan. Sangat disayangkan apabila hubungan yang hambar seperti ini terjadi pada keluarga muslim yang dibangun dalam rangka beribadah kepada Allah.

Diperlukan pengertian yang mendalam dari kedua suami istri agar dialog dapat berjalan secara kontinyu dan menyenangkan. Suami istri hendaknya memiliki kesamaan persepsi tentang betapa pentingnya membangun hubungan harmonis antara keduanya.

Dalam rumah tangga Islam, hubungan harmonis memberi dampak yang sangat banyak, antara lain bahwa hubungan harmonis : 1. membahagiakan kedua pihak. Karena keduanya akan semakin menyadari fungsi dan peranan rumah tangga dalam ibadah kepada Allah. 2. memungkinkan kedua suami istri mendidik anak secara lebih konsentrasi. Sebab kerukunan kedua orang tua merupakan modal utama bagi pembentukan generasi muslim yang kuat. 3. dapat melahirkan produktifitas keluarga yang sangat menguntungkan. Usaha keluarga yang sukses biasanya hanya tumbuh dari rumah tangga yang harmonis. 4. merupakan syarat utama dalam membentuk keluarga yang berorientasi taqorrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). 5. dapat menjadi pendorong suami istri dalam meningkatkan peranannya dalam dakwah islam di tengah masyarakat. Karena sesuangguhnya kerukunan rumah tangga merupakan satu basis dakwah pada dai dan daiyah.

Menumbuhkan Iklim Dialog

Suami Istri Islam sangat memperhatikan keutuhan keluarga dan memberi rangsangan pada kaum muslimin untuk terus menerus meningkatkan hubungan rumah tangga yang harmonis ini. Dalam rangka menekankan betapa pentingnya dialog suami istri dalam rumah tangga Rasulullaah saw bersabda :

„Wanita itu belahan (teman akrab) dari pria." (HR Abu Dawud dan Ahmad)

„Sebaik-baik kalian adalah orang yang terbaik terhadap istrinya. Dan aku merupakan orang terbaik di antara kalian terhadap istri. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tak tahu budi." (HR Abu Asakir)

Islam memberi berbagai jalan dalam rangka membentuk keluarga harmonis, diantaranya menumbuhkan iklim dialogis atau dialog yang mesra antara suami istri.

Berikut ini adalah gambaran bentuk-bentuk dialog yang dapat dilakukan dalam rangka menumbuhkan iklim dialogis dalam rumah tangga Islam.

Dialog Rahasia Keluarga

Yaitu dialog yang hanya dilakukan berdua. Dialog ini hendaknya dilakukan 4 mata, antara suami istri saja. Termasuk jenis ini adalah :

  • Dialog tatkala melakukan hubungan intim. Ungkapan-ungkapa yang mesra pada saat ini disunnahkan untuk meningkatkan kegairahan suami istri. Bisikan-bisikan mesra merupakan sarana untuk mencapai hubungan yang memuaskan.
  • Dialog untuk membahas masalah yang terkait dengan problematika rumah tangga, keluarga atau pun anak-anak. Terutama bila merencanakan sesuatu yang terkait dengan kepentingan keluarga. Bila ada hal-hal yang sama sekali tabu untuk diketahui orang lain.
  • Dialog yang dilakukan di tempat tertentu yang dianggap memiliki suasana lain yang lebih menyenangkan kedua suami istri. Misalnya dialog yang dilakukan pada saat makan, rihlah dan sebagainya.

Dialog jenis ini sangat penting dan dapat mempengaruhi hubungan batin antara kedua suami istri. Karena itu hendaknya dibiasakan dan dihidupkan, kendati harus mengeluarkan sedikit biaya.

Dialog Umum

Yaitu dialog yang melibatkan anggota keluarga yang lain atau orang lain sebagai peserta percakapan. Antara lain :

  • Dialog rutin yang merupakan hubungan komunikasi antara kedua pihak suami istri. Seperti sapaan pagi, siang atau petang hari, perjumpaan di meja makan, ketika saling bersalaman dan sebagainya. Ini dapat disaksikan oleh siapa saja dari anggote keluarga.
  • Dialog tatkala membicarakan pendidikan anak-anak, dapat melibatkan anak-anak itu sendiri sesuai dengan keperluan.
  • Dialog yang terkait dengan masalah muamalah (hubungan) dengan orang lain. Seperti ketika ada tamu, kedatangan keluarga atau teman, tatkala bersilturrahim dan lain-lain. · Dialog dalam masalah sehari-hari yang dihadapi suami istri yang tidak bersifat rahasia. Dapat diselesaikan dengan melibatkan orang-orang yang terkait dengan permasalahan tersebut.

Dalog Jarak Jauh

Yaitu dialog yang dilakukan dengan menggunakan wasilah (sarana) di kala berjauhan, seperti telpon, surat dan sebagainya. Misalnya :

  • Tatkala saling berjauhan, di tengah kesibukan keduanya, istri di rumah atau suami di kantor, keduanya saling menelpon, menanyakan kabar masing-masing atau kabar anak-anak dan anggota keluarga lain.
  • Istri membuat surat cinta untuk suaminya tatkala suami sedang bepergian dalam rangka tugas. Surat ini diselipkan sepemikian rupa, misalnya di koper, tas atau map sehingga dibaca suami setelah tiba di tempat tujuan. Surat seperti ini memberi dorongan semangat kepada suami untuk berkarya.
  • Istri meninggalkan pesan di rumah manakala di saat suami pulang istri terpaksa tidak ada di rumah. Sebaliknya, suami menitip surat pesan untuk istri dengan kata-kata yang mesra. · Dan lain-lain.

Bahasa yang digunakan dalam berbagai dialog ini hendaknya bahasa yang sopan dan santun. Suami hendaknya menyampaikan maksud hatinya dengan panuh kasih sayang. Sedangkan istri pun menyambut dengan penuh penghargaan dan gairah cinta.

Selasa, 22 September 2009

selamat hari raya

Alhamdullillah, kita dikurniakan kesempatan oleh Allah untuk merayakan aidulfitri pada tahun ini.Ini merupakan nikmat yang besar yang wajib kita syukuri dengan sentiasa mentaati perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah.Terdapat orang-orang dijemput oleh Allah lebih awal,ada yang dijemput olehnya sebelum Ramadan dan ada yang dijemput di pertengahan Ramadan.
Dikesempatan ini ustaz ingin mengucapkan selamat hari  raya aidul fitri kepada semua muslimin muslimat khususnya pengunjung-pengunjung blog hamba ini .Mudah-mudahan kita sentiasa istiqamah diatas jalan Allah dan sentiasa berusaha menambah ilmu dari semasa ke semasa. KULLUAAMIN WAANTUM BIKHAIR ,EID MUBARAK, MINAL AAIDIN WALFAAIZAN. 

Ahad, 20 September 2009

Khutbah Aidil Fitri 1930/2009-20.9.09

Alhamdulillah pada hari raya hari , ini ustaz dijemput menyampaikan khutbah hari raya di  madrasah Darul Saadah , Kg. Bukit Nambua,Kuala Nerang, Kedah.Iaitu di kampung Ustaz sendiri: 

Ini teks khutbahnya ,mudah-mudahan dimanfaatkan:  

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ،  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ،  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ،

اللهُ أَكْبَرُ، مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ،

اللهُ أَكْبَرُ، مَا خَلَقَ مِنَ الشُّمُوْسِ وَاْلأَقْمَارِ،

اللهُ أَكْبَرُ، مَا خَفِيَتْ مِنَ اْلأَشْيَاءِ وَمَا ظَهَرَتْ بِاْلأَبْصَارِ،

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ اْلقَهَّارِ، اَلْمَنَّانُ عَلَى عِبَادِهِ اْلمُخْلِصِيْنَ اْلأَبْرَارِ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اْلعَزِيْزُ اْلغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمُخْتَارُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اْلأَخْيَار.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ، وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبْ.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

muslimin-muslimat yang dirahmati allah sekelian  

1.         bertaqwalah kita sekelian kepada Allah Rabbul Jalil dengan sebenar-benar taqwa.  taqwa yang melonjak naik selepas kita melalui latihan selama sebulan di institut latihan ramadhan sebagai satu sijil pengiktirafan yang allah swt sebutkan di penghujung ayat 183 surah al-baqarah    لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ﴿ moga-moga kamu bertaqwa.

2.         Hari ini adalah hari aidil fitri, hari kemenangan, hari keseronokan, hari untuk mengumandangkan takbir, mengagung dan membesarkan nama allah.  islam telah menentukan kehidupan kita ini sentiasa dalam suasana takbir iaitu membesarkan allah azzawajalla. pada hari aidil fitri seperti saat ini, kita dianjurkan untuk mengumandangkan takbir:

 

﴿  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ 

allah maha besar, allah maha besar, allah maha besar, tidak ada tuhan melainkan allah allah yang maha besar, allah yang maha besar bagi allah segala kepujian.  

muslimin-muslimat rahimakumullah

3.         Hari ini kita tidak lagi berpuasa dan kita bergembira seperti kegembiraan orang yang sedang berbuka puasa. seterusnya kita sedang menunggu saat kegembiraan yang lebih besar lagi iaitu saat bersua dengan allah, seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw melalui sabdanya:

﴿  لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا اِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفَطْرِهِ  وَاِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ 

maksudnya:    “bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan yang mengembirakan, iaitu ketika berbuka puasa ia bergembira dengan makanannya dan di saat berjumpa tuhannya, dia bergembira dengan puasanya”.

4.         Ramadhan al-mubarak telah berlalu, begitu juga bulan-bulan yang lain.  tahun berlalu dan berganti tahun berikutnya, hingga mengikis sisa-sisa umur kita.  Kita bergembira dengan berakhirnya ramadhan dan bermulanya syawal, tanpa menyedari bahawa bulan ini seumpama lembaran hidup kita yang dilipat satu demi satu sehingga habis lipatan tersebut.  ketika itu barulah kita sedar bahawa tempoh hidup kita di dunia ini sudah tamat. dalam hal inilah hasan Al-Basri pernah berkata:

“wahai anak adam, sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. setiap kali satu hari berakhir, maka satu bahagian dari hidupmu/umurmu juga turut lenyap.”

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

muslimin muslimat rahimakumullah

5.         perlu diingat bahawa di antara manusia ada yang mengadap Allah hanya pada bulan ramadhan sahaja.  berakhirnya ramadhan berakhirlah juga amal ibadah yang begitu tekun dilaksanakan sepanjang ramadhan. mereka dilanda penyakit malas, muak, mangli dan seumpamanya.  masjid sudah jarang dikunjungi, al-quran sudah kadang-kadang sahaja dibuka, lidah tidak lagi dibasahi dengan tahlil, tahmid, tasbih serta zikir-zikir yang lain. iktikaf amat jauh sekali. qiamullail apatah lagi. amalan sedekah dan seumpamanya terus membeku. seolah-olah allah hanya layak disembah pada bulan ramadhan. ingatlah sesiapa yang menyembah bulan ramadhan, sesunggguhnya bulan ramadhan itu telah pergi dan berlalu. sementara allah s.w.t tidak pernah mati dan sentiasa hidup.

justeru itu menjadi tanggungjawab kita sekelian sebagai seorang mukmin, muslim dan muttaqin untuk meneruskan segala amalan soleh sepertimana yang diamalkan sepanjang bulan ramadhan yang baru berlalu seperti solat berjemaah, solat sunat, membaca al-quran, berqiamullail, berzikir, beriktikaf, bertaubat, berdoa, bersedekah, berada di dalam halaqah ilmu dan seumpamanya. kedudukan mereka yang beramal soleh telah disebutkan oleh  allah swt dalam surah an-nisaa’ ayat 124:

ÆtBur ö@yJ÷ètƒ z`ÏB ÏM»ysλ=¢Á9$# `ÏB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB

 y7Í´¯»s9'ré'sù tqbè=äzôtƒ sp¨Yyfø9$# Ÿwur tqbßJn=ôàム#ZŽÉ)tR ÈÍËÊÇ

maksudnya:       ”dan sesiapa yang mengerjakan amal soleh, dari lelaki atau perempuan, sedang ia beriman, maka mereka itu akan masuk syurga, dan mereka pula tidak akan dianiaya (atau dikurangkan balasannya) sedikitpun”.

 

muslimin, muslimat rahimakumullah

6.         menyinsingnya fajar syawal pada pagi ini telah menggamit kita sekelian memulakan agenda aidil fitri dengan berkumpul untuk bersama-sama bertakbir, bertasbih, bertahmid, mengerjakan solat sunat aidil fitri, mendengar dua khutbah serta dapat bersilaturrahim sesama kita umat rasulullah s.a.w. beginilah caranya kita disuruh untuk melahir dan menjuruskan rasa syukur dan kegembiraan kita mengikut kerangka dan panduan ilahi.  firman allah swt dalam surah al-baqarah ayat 185:

(#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽiÉ9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur rcãä3ô±n@ ÈÎÑÊÇ

maksudnya:     ”dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan ramadan), dan supaya kamu membesarkan allah kerana mendapat petunjuknya, dan supaya kamu bersyukur”.

7.         kemuliaan aidil fitri ini marilah kita manfaatkan dengan bermaaf-maafan di antara satu sama lain. sifat benci-membenci digantikan dengan sayang-menyayangi, hentam-menghentam diwarnai dengan nasihat-menasihati, bermasam muka kepada senyum mesra, tidak bertegur sapa kepada tegur-menegur antara kita, maki-hamun kepada kata-kata lunak menusuk kalbu, sikap perseteruan kepada persaudaraan.  pendeknya semangat aidil fitri kita hidupkan bagi menghayati firman allah dalam surah al-hujurat ayat 10:

$yJ¯RÎ) tqbãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt öä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷ä3ª=yès9 tqbçHxqöè? ÈÉÊÇ

maksudnya:    ”sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu; dan bertaqwalah kepada allah supaya kamu beroleh rahmat”.

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

tuan-tuan, puan-puan sidang jamaah yang dirahmati allah

8.         latihan sepanjang ramadhan yang baru berlalu amat penting dalam konteks seorang pejuang .  ia merupakan salah satu pengisian yang memenuhi dasar pembinaan mental dan kerohanian islam. anggota yang memiliki kekuatan dalaman atau spiritual ini di samping kekuatan fizikal dan logistik merupakan anggota yang menjadi pilihan panglima salahuddin al-ayyubi dalam misi perang salib. sebagai panglima perang, beliau biasa melakukan rondaan malam ke khemah-khemah tenteranya. apabila melalui khemah-khemah yang penghuninya mendirikan solat, membaca al-quran, bertasbih, beristighfar serta berzikir kepada allah maka dia berkata “dari sinilah akan datangnya kemenangan”. sebaliknya apabila melihat tentera-tentera yang ada di dalam khemah terlelap dalam tidur yang nyenyak maka dia berkata “aku khuatir kekalahan datang dari sini, dari tentera-tentera yang terlelap dalam tidur dan lalai”.  tentera yang pada siangnya umpama singa-singa yang lapar manakala malamnya umpama abid kekasih allah inilah yang bersama-sama panglima salahuddin al-ayyubi membebaskan baitul maqdis dalam peperangan hittin ( حِطِّين ) setelah 70 tahun ia berada di tangan tentera-tentera salib. begitulah kekuatan spiritual combat power yang ada kepada umat islam walaupun di luarnya nampak lemah tetapi dengan kekuatan amalannya ia menjadi lebih keras dari sebatang pokok yang kering, lebih hening dari mutiara, lebih tajam dari duri. semangat sedemikianlah yang dikobarkan oleh syariat islam melalui ucapan takbir di aidil fitri ini.

﴿ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ، وَلَوْ كَرِهَ الظَّالِمُوْنَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

9.         dalam takbir ini kita berikrar:

“bahawa kita tidak akan tunduk dan patuh melainkan hanya kepada allah walaupun sikap kita itu dibenci oleh orang-orang kafir, syirik, munafik dan zalim. kita tegaskan bahawa kita yakin sepenuhnya kepada janji allah yang benar dan dia sahaja yang menolong dan memberi kemenangan kepada hambanya yang beriman.  kita tegaskan juga bahawa kita yakin dia sahaja yang memperkuatkan tentera-tenteranya. dia sahajalah jua yang menghancurkan barisan musuhnya yang menentang kedaulatan agamanya.”

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

muslimin muslimat rahimakumullah

 

10.       dalam suasana kegembiraan ini janganlah sekali-kali ianya melupakan kita untuk turut merasai keperitan, kepahitan, kesusahan, keseksaan yang sedang dialami oleh saudara seaqidah kita di mana sahaja di bumi allah ini. saudara-saudara kita yang sedang menghadapi tekanan, penindasan serta pembunuhan dari musuh-musuh allah dan musuh-musuh umat islam. agenda musuh-musuh islam ini sama ada bernama nasoro mahupun yahudi adalah disebabkan kita beriman dan mentauhidkan allah rabbul jalil semata-mata. perkara ini telah disebut oleh allah swt dalam surah al-buruj ayat 8:

$tBur (#qßJs)tR öNåk÷]ÏB HwÎ) br& (#qãZÏB÷sム«!$$Π̓Íyèø9$# ÏÏJptø:$# ÈÑÇ

maksudnya:           ”dan mereka tidak marah dan menyeksa orang-orang yang beriman itu melainkan kerana orang-orang itu beriman kepada allah yang maha kuasa lagi maha terpuji”.

11.       marilah kita menyemarakkan semula semangat jihad yang sudah mula malap. kita soroti semangat badar al-kubra. kita canangkan suntikan ramadhan yang merupakan bulan jihad agar dengan itu musuh kita akan berfikir beratus kali sebelum membuat apa-apa tindakan ke atas umat islam. 

muslimin muslimat rahimakumullah

12.       bersempena hari lebaran ini marilah kita mendoakan keselamatan dan kesejahteraan untuk rakan-rakan seperjuangan yang sedang melaksanakan amanah  walau di mana mereka berada. semoga allah swt memberikan mereka kekuatan, kesabaran, ketabahan, kesungguhan untuk terus menjadi galang ganti dalam mempertahankan kesucian agama, kedaulatan negara serta maruah bangsa.

13.       marilah kita kalungkan serangkai doa buat para mujahid yang terlebih dahulu menyahut panggilan ilahi. semoga roh mereka ditempatkan dalam golongan para syuhada’ dan solihin yang allah redhai. kepada anak isteri serta ahli keluarga yang ditinggalkan, kuatkanlah semangat, tingkatkanlah kesabaran, teguhkan iman, terima dan akurlah bahawa semuanya merupakan ketentuan allah yang maha mengetahui yang sudah termaktub sejak azali lagi.

14.       bagi kita yang diberikan kesempatan untuk melalui ramadhan al-mubarak dan syawal yang penuh keberkatan ini, marilah sama-sama kita memperbanyakkan bekalan dengan menjadikan detik-detik kehidupan kita selanjutnya diwarnai oleh amal-amal soleh sebagai kesinambungan dari amalan sepanjang ramadhan yang baru berlalu. moga-moga ianya diterima oleh allah s.w.t sebagai amalan yang diredhainya.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

﴿  وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً  مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَـلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ 

maksudnya:     ”dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (mengesakan dan mematuhi perintah) allah, serta ia sendiri mengerjakan amal yang soleh, sambil berkata: "sesungguhnya aku adalah dari orang-orang islam (yang berserah bulat-bulat kepada allah)".

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.    وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

 

khutbah kedua aidil fitri

tahun 1430h/2009m

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ،  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ،  اللهُ أَكْبَرُ،

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ. الحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ لِعَبْدِهِ اِذِا أَفْطَرَ وَاِذَا لَقِىَ رَبَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ مَعْبُوْدَ سِوَاهُ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ صِلَّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ وََعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ  فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

muslimin muslimat yang dirahmati allah

1.         kita sedang berada di penghujung agenda rasmi menyambut hari yang mulia hari raya fitrah atau aidil fitri.  sesungguhnya solat sunat hari raya yang didirikan sebelum khutbah hari raya yang pertama tadi mengajarkan kepada kita, bahawa hari raya bukan hanya masa bersuka-suka dalam erti kata biasa dan bersifat duniawi. bahkan ianya adalah masa kesyukuran dan kegembiraan bersifat kerohanian. iaitu kita bersuka-suka dan bergembira dalam mengecapi nikmat allah yang melimpah ruah dan rahmatnya yang tidak putus-putus, dalam masa yang sama kita tidak sekali-kali derhaka kepadanya.  

2.         bagi memastikan kesinambungan ramadhan terus mekar dan mewangi, marilah sama-sama kita mengisinya dengan melaksanakan puasa sunat enam hari dalam bulan syawal, agar kita sentiasa berada dalam ikatan dengan allah swt.  kita keluar dari satu ibadah untuk masuk ke satu ibadah yang lain.  selesai satu amalan ketaatan dimulai dengan amalan ketaatan yang lain. sabda baginda rasulullah saw:

﴿  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

maksudnya:   “sesiapa yang mengerjakan puasa ramadhan, kemudian disusuli dengan puasa enam hari dari bulan syawal, amalannya itu seperti puasa setahun penuh”.

 

muslimin muslimat yang dirahmati allah

3.         di hari yang mulia ini, marilah kita memperbanyakkan tasbih, tahmid, bermaaf-maafan, ziarah menziarahi bagi merapatkan silaturrahim, bersedekah dan melakukan amal-amal bakti yang lain.  sebaliknya janganlah hendaknya di hari yang mulia ini kita cemari dengan hiburan-hiburan yang melalaikan dan aktiviti yang boleh merosakkan diri kita dan menempah kemurkaan allah rabbul izzati.

4.         tidak dilupakan juga, marilah di hari yang mulia ini kita berselawat ke atas junjungan besar nabi muhammad saw yang telah membawa petunjuk dan rahmat kepada kita sekelian kerana perintah allah di dalam al-quran:

﴿  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَـتـَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْحَمْنَا وَإِيَّاهُمْ بَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمِاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَكْرِمْنَا وَلاَتَهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا وَزِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا وَآثِرْنَا وَلاَ تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَأَرْضِنَا وَارْضِ عَنَّا. اللَّهُمَّ اجْعَلْ كَلِمَةَ اْلإِسْلاَمِ هِىَ الْعُلْيَا وَاجْعَلْ كَلِمَةَ أَعْدَاءِ اْلإِسْلاَمِ هِىَ السُّفْلَىْ. اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِأَعْدَائِكَ أَعْدَاءَ اْلإِسْلاَمِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَدْرَأُ بِكَ فِى نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ، اللَّهُمَّ رُدَّ عَنَّا كَيْدَهُمْ وَفُلَّ حَدَّهُمْ وَادْلُ دَوْلَتَهُمْ وَاذْهِبْ عَنْ أَرْضِكَ سُلْطَانَهُمْ وَلاَ تَدَعْ لَهُمْ سَبِيْلاً عَلَى أَحَدٍ مِنْ عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ.

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْنَا فِى كُلِّ بُلْدَانِ وَأَيِّدْ إِخْوَانِنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِى بِلاَدِ اْلإِسْلاَمِ حَيْثُمَا كَانُوْا. اللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِمَلإٍ مِنْ جُنْدِكَ، اللَّهُمَّ أَمِدْهُمْ بِرُوْحٍ مِنْ عِنْدِكَ، اللَّهُمَّ احْرُسْهُمْ بِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تَنَامُ وَاكْلأْهُمْ فِى كَنَفِكَ الَّذِى لاَ يَضَامُ.

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ .

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَكُّمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ. وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ.